Saturday, September 18, 2010

Warkah buat sahabat



Sahabat, sejauhmana pun indah persahabatan kita, dunia ini tetap hanya pinjaman. Sahabat itu hadir, menyinari, kemudian pabila tiba masanya dia tetap pergi.


Benarlah sabda junjungan, supaya kita mencintai sesuatu sekadarnya kerana suatu hari nanti kita akan membencinya.

Terkadang pahit rasanya. Kini, segalanya berbeza. Kita bersama hanya dalam keadaan fizikal. Tetapi 'jiwa' dan 'roh' kebersamaan yang sebenar itu sudah hilang. Aku juga tertanya-tanya mengapa. Mungkin ini ujian Allah buat persahabatan kita. Syaitan juga giat menambah perencah-perencah mazmumah. Sangka buruk, tidak puas hati, amarah, benci, kecewa, terluka, sakit hati. Allah, bertambahlah retak hubungan kita.


Namun, apalah lagi nikmat yang membuatkanku aku terlalu bersyukur selain hadiah 'persahabatan' yang Allah kurniakan ini..

Sahabat, demi Zat yang jiwaku berada dalam tanganNya. Kalianlah yang mengingatkanku kepada pencipta, kalianlah yang mengingatkanku tentang pahala dan dosa, kalianlah yang membantuku menjaga ibadahku, kalianlah yang membantuku mencintai Tuhan lebih daripada segalanya, kalianlah yang mengingatkanku selalu supaya aku menyerahkan pergantunganku segalanya kepadaNya, kalianlah yang mengingatkanku bahawa aku ini seorang hamba.

Sahabat, demi Allah yang kehidupanku berada dalam genggamanNya. Kalianlah yang mengajarku tentang indahnya persahabatan, kalianlah yang memimpin tanganku tika aku bertatih melalui denai perjuangan, kalianlah yang mengajarkanku untuk memenuhi masaku dengan beribadah kepadaNya.

Aku lebih redha jika yang tinggal bersamaku hanya kenangan kita. Kerana jika saat ini kalian bersamaku, saat akan datang kalian akan pergi juga. Tika itu sudah tentu aku menangisi kehilangan kalian dengan tangisan air mata. Tahukah kalian bahawa perpisahan itu memeritkan?

Tidak mengapalah jika kalian hanya tinggalkan bersamaku kenangan kita. Agar jika aku rindu, akan kusingkap semua layar kenangan yang telah kita cipta.

Aku ingin sekali menatap wajah kalian seperti dulu, rindu semangat kalian, rindu tawa kalian, rindu tangis kalian, rindu senyum kalian.

Aku rindu kemesraan kita, berkongsi suka dan duka, bersama bercerita tentang hati dan masalah kehidupan, bersama membincangkan persoalan ummat dan generasi, rindu muhasabah kita, rindu rehlah kita, rindu untuk makan bersama, rindu segalanya.

Sahabat, terima kasih atas 'kenangan' yang kalian berikan. Sekurang-kurangnya walau kalian tiada di sisi, namun 'pelangi' dan 'matahari' yang kalian hadiahkan ini mampu buatkan aku tersenyum dalam kepahitan mengharungi perjuangan.

Sahabat, terima kasih atas untaian doa yang kalian kalungkan. Walau tidak ada lagi tangan yang mengusapkan tangisan, bahu yang meringankan beban, senyuman yang meredakan kegelisahan, tawa yang mententeramkan, kata-kata semangat yang mententeramkan. Tidak mengapalah. Bukan itu hakikatnya harapan persahabatan. Hanya doa kalian yang menjadi penguatku, walau kita tidak seperti dulu.

Sahabat, berdoalah agar kita bisa bersama-sama berteduh di bawah naungan yang Maha Esa. Kerana Kekasih Agung Kita, Rasulullah s.a.w sudah menjanjikan. 'Dua orang yang bertemu dan berpisah kerana Allah' akan bisa berteduh di bawah naunganNya.

Kalian tetap dalam hati, selamanya.



With deep of my heart

Layyinulharir

4 comments:

Nadrah Yusra said...

ukhti.. minta izin copy.. suka2

Masturah Abu Bakar said...

silakan ukhti..

'bertemu dan berpisah kerana Allah..'

pisces said...

salam ukhti...sy nk minta izin copy jge...utk kwn2

Masturah Abu Bakar said...

saudari/a pisces, silakan copy.. moga ada manfaatnya ya.. syukran sudi membaca ;)